Kamis, 28 Februari 2019

Low vision


Low Vision

Di tengah masyarakat, terdapat orang-orang dengan kelainan penglihatan yang tidak dapat diperbaiki, suatu kondisi yang dikenal sebagai low vision. Orang dengan low vision memilki kemampuan melihat yang amat terbatas bahkan mendekati buta. Mereka seringkali mengalami kesulitan dalam menjalani kegiatan sehari-hari, seperti berjalan di tempat umum, membaca buku, memasak dan sebagainya. Kendati demikian, semangat hidup mereka tidak terpatahkan karena memiliki cara-cara yang istimewa untuk melihat sekitarnya.

Definisi low vision menurut Badan Kesehatan Dunia adalah turunnya fungsi penglihatan seseorang secara permanen dan tidak dapat diperbaiki dengan bantuan kacamata/ alat bantu optik standar. Pasien dengan low vision mengalami penurunan penglihatan yang bervariasi, mulai kurang dari 30% sampai hanya mampu melihat cahaya dan/atau disertai dengan lapangan pandang yang sempit. Kondisi ini tidak menghalangi penderita low vision untuk dapat beraktivitas, namun tentu saja diperlukan metode alat bantu melihat yang tepat untuk memaksimalkan fungsi penglihatan yang masih bisa dipertahankan. 

Ciri-ciri penyandang low vision adalah :

Pada bayi ditemukan tidak berespon terhadap cahaya, benda dengan kontras rendah, tidak bereaksi bila diajak tersenyum

Bola mata bergerak-gerak tidak teratur

Memicingkan mata bila terkena sinar matahari

Sulit melihat pada malam hari

Kadang-kadang menabrak benda / obyek yang ada didepannnya karena kontras rendah

Kesulitan mengidentifikasi wajah seseorang atau meniru gerakan orang lain (senam)


Untuk mengatasi berbagai hambatan yang dialami pengidap low vision, perlu dilakukan Assesmen low vision baik secara klinis maupun fungsional, yakni untuk :


Menentukan penglihatan terbaik dengan kaca mata/kaca pembesar untuk jarak dekat dan teleskop untuk jarak jauh atau dengan alat bantu eletronik 

Menentukan alat bantu non optik yang dibutuhkan seperti pencahayaan, kepekaan kontras dan posisi melihat

Menentukan media belajar yang dibutuhkan seperti huruf teks yang diperbesar, Braille atau kombinasi

Latihan penggunaan alat bantu penglihatan

Latihan penglihatan efektif pada bayi, pra sekolah dan usia sekolah.

Evaluasi latihan dan follow up secara berkala



👓
Setelah mempersiapkan alat bantu yang diperlukan, terapis akan membimbing orang dengan low vision untuk menuju tahap latihan. Pasien low vision akan belajar menggunakan alat bantu hingga bisa beradaptasi dengan baik. Latihan ini sendiri merupakan proses yang panjang.


Sebagian orang dengan low vision mengalami penglihatan yang semakin memburuk dari waktu ke waktu. Mereka harus mempersiapkan diri ketika masih banyak penglihatan yang tersisa. Terapis akan membimbing orang dengan low vision berlatih banyak hal. Mengenali benda dari bayangan dan perabaan, merasakan jarak atau ketinggian tempat dengan tongkat sebelum melangkah, dan belajar huruf Braille baru sebagian kecil dari hal yang perlu dipelajari.


Kesuksesan seseorang dalam menguasai alat bantu low vision sangat tergantung pada motivasi dan cara dirinya menyikapi keadaannya sendiri. Dengan mengoptimalkan penglihatan yang tersisa, seseorang dengan low vision dapat menguasai segala hal yang dapat dilakukannya saat masih memiliki penglihatan normal, walaupun mungkin dengan cara berbeda.


Di samping itu, terapis low vision  dapat memberikan saran kepada orangtua, guru kelas/ guru pembimbing khusus (pendidikan inklusi), perusahaan tempat pasien bekerja atau kepada Terapis lain. Sebaiknya adakan kunjungan sekolah dan modifikasi lingkungan kelas jika diperlukan. Kemudian Terapis lov vision akan melatih orangtua bayi untuk melakukan stimulasi penglihatan dan latihan penglihatan efektif agar mampu menstimulasi sisa penglihatan bayi/anaknya.