Jumat, 25 Desember 2020

Bahaya Beli Kacamata Dan Sunglass Murah

Kacamata kini menjadi suatu kebutuhan bagi setiap orang yang memiliki masalah dengan mata minus, mata plus, dan mata silinder. Apabila dilihat dari sisi materi, kini dalam membeli kacamata tidak menjadi masalah lagi, dikarenakan banyak kacamata minus, plus, dan silinder yang dijual bebas dengan berbagai model serta harga yang sangat murah.

Harga kacamata yang dijual tersebut memang terbilang murah, tetapi apakah kacamata tersebut dapat melindungi mata Anda? Apakah kacamata tersebut terbuat dari bahan – bahan yang aman? Apabila tidak, Anda harus siap untuk mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk mengobati gangguan yang akan terjadi pada penglihatan Anda, karena menurut penelitian dari dailymail, menyatakan bahwa kacamata – kacamata murah tersebut dapat meningkatkan resiko gangguan penglihatan permanen bahkan gangguan tersebut dapat menyebabkan munculnya tumor otak.

Berikut merupakan 3 alasan mengapa kacamata murah berbahaya :

  1. Anti Radiasi

Sinar matahari memiliki gelombang radiasi Ultraviolet (UV-A dan UV-B) yang berbahaya bagi mata. Untuk melindunginya terdapat bagian mata yaitu pupil yang akan mengecil bila terkena cahaya matahari. Khusus untuk sunglasses yang benar harus memiliki perlindungan terhadap UV-A dan UV-B diatas 90%. Mata seseorang yang memakai kacamata hitam akan kehilangan kemampuan untuk mengecilkan pupil karena kacamata hitam mengurangi intensitas cahaya. Dengan membesarnya pupil mata tersebut maka sinar UV-A dan UV-B akan masuk dengan mudah dan akan memicu timbulnya katarak.

  1. Lensa

Ukuran lensa normal seharusnya OD/R = 0, OS/L = 0, dalam ukuran netral dan tidak mengganggu penglihatan anda. Kacamata murah tidak di ukur tingkat kenetralan lensa, kehalusan permukaan lensa, dan kesejajaran titik pusat. Hal ini bisa menyebabkan sakit mata, pandangan yang kabur, sakit kepala, pandangan berganda, dan dapat menimbulkan katarak serta tumor otak.

  1. Bahan Cat Pada Frame

Pembuat kacamata murah pastinya tidak akan memperhatikan tingkat keamanannya. Sehingga kebanyakan kacamata murah akan menggunakan cat yang tidak sesuai dengan standart yang ada dan terdapat bahan berbahaya di dalamnya. Penggunaan kacamata dengan cat berbahaya tersebut dapat menyebabkan kulit Anda gatal – gatal, iritasi, dan terkena kanker.


Setelah mengulas faktor bahaya kacamata murah tersebut, maka bijaklah dalam memilih kacamata sebelum membelinya, caranya ialah dengan mencoba kacamata yang ingin dibeli selama kurang lebih 2 hingga 3 menit, untuk mencocokan posisi, kekokohan,serta ukuran yang harus sesuai dengan mata Anda. Jika tidak cocok, maka jangan ragu untuk membatalkan niat membeli kacamata tersebut.

Pilihlah kacamata yang dijual oleh Optik 77 medan, karena Optik 77 medan menjamin kacamata yang dijualnya sudah memenuhi standarisasi faktor – faktor diatas. Selain itu, kacamata yang rusak dapat diganti dengan kacamata yang baru selama pembelian masih berada dalam kurun waktu satu tahun. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai syarat dan ketentuan dapat dilihat di optikal77.com

Rabu, 22 Juli 2020

Mengenal Jenis-jenis Lensa Kontak

Beragamnya jenis dan merek lensa kontak yang ditawarkan saat ini terkadang justru membuat kita sulit menentukan lensa kontak apa yang akan digunakan. Terkadang kita malah terjebak oleh lensa kontak dengan merek ternama saja padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan.

Sebaiknya sesuaikan tipe lensa kontak yang akan dipakai dengan kebutuhan penglihatan, gaya hidup dan kondisi mata Anda. Salah satu faktor yang menentukan kualitas lensa kontak yang baik adalah material yang digunakan. Sebelum memutuskan lensa kontak apa yang akan dipilih ada baiknya Anda mengetahui jenis-jenis lensa kontak berikut :

  • RGP atau Rigid Gas Permeable ,biasa disebut dengan semi-hardlens, karena memang fisiknya yang keras dan kaku sehingga tingkat kenyamanannya pun rendah. Meskipun demikian RGP diklaim sebagai lensa kontak yang memiliki daya tembus oksigen paling tinggi diantara jenis lainnya sehingga sangat baik untuk kesehatan kornea. Maka tidak heran bila banyak dokter mata yang menyarankan lensa ini untuk beberapa kasus kelainan mata. RGP sangat cocok bagi penderita myop tinggi dan astigmat kornea tinggi

      

  • Lensa kontak berbahan HEMA ( Hydroxyethylmethacrylate ) atau yang biasa disebut dengan softlensmerupakan jenis yang paling banyak digunakan saat ini. Tampilan fisik yang lembut dan lentur membuat lensa kontak ini cukup nyaman digunakan. Oksigen yang diteruskan ke mata bergantung pada besarnya kadar air yang dimiliki lensa kontak ini. Memiliki sifat Hydrophilic (water loving) sehingga mudah menyerap air mata, hal ini yang membuat terkadang softlens terasa kering, khususnya pada mereka yang tidak memiliki cukup airmata atau berada di kondisi ruangan ber-AC.  Softlens juga tersedia dalam ukuran minus juga cylinder , bening maupun berwarna.

        

  • Lensa kontak Silicone Hydrogel bisa dibilang seperti perpaduan dari keunggulan RGP dengan kelebihan pada HEMA. Lensa kontak ini memiliki kelenturan yang hampir sama dengan softlens sehingga nyaman digunakan. Karena bahannya yang unik, walaupun kadar airnya tergolong rendah tapi daya tembus oksigennya 5 kali lebih banyak dari softlens HEMA sehingga bisa digunakan sampai 12 jam perhari. Sangat cocok bagi mereka yang perlu menggunakan lensa kontak dalam waktu lama.

 

Selain dibagi berdasarkan material dasarnya, lensa kontak juga dapat dibagi berdasarkan masa pakai. Lensa kontak tersedia untuk pemakaian bulanan, mingguan, atau harian, semua dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup Anda.

Pada dasarnya semua lensa kontak aman digunakan asalkan sesuai anjuran pemakaian dari masing-masing produk. Untuk menentukan lensa kontak mana yang paling cocok dengan Anda ,tentunya harus melalui konsultasi dan pemeriksaan mata oleh dokter mata atau optician terlebih dahulu.  Periksakan mata Anda secara rutin agar kesehatan mata senantiasa terjaga. 

Sejarah Kacamata dan Lensa Kontak


Kacamata

Kacamata pertama kali ditemukan sekitar 3000 tahun yang lalu oleh bangsa di kota tua Niniwe, dimana pada waktu itu fungsinya adalah sebagai kaca pembesar. Bahan yang digunakan juga bukanlah lensa kaca melainkan batu Kristal. Perkembangan kacamata kemudian baru melesat pada abad XII di Cina dan Eropa.

Dalam waktu singkat, kacamata mulai di produksi dengan kualitas lensa sederhana dan pemakaiannya cukup merepotkan. Pada waktu itu, kacamata hanya terdiri atas dua lensa yang disambung tanpa tangkai dan ditempelkan di batang hidung. Sang pemakai juga harus terus memeganginya. Karena pemasangan yang rumit dan tidak praktis itulah, kacamata menjadi tidak diminati.

Berbagai cara kemudian dilakukan untuk membuat kacamata nyaman dipakai. Ada yang memasang rantai kecil pada kedua sisi kacamata dan diikatkan di bagian belakang kepala, seperti kacamata perenang, ada lagi yang mengaitkan kacamata pada topi. Ini pun merepotkan, bahkan mengganggu, terutama saat harus membaca di dalam ruangan atau membuka topi untuk memberi salam. Hingga pada akhirnya, tercetuslah ide untuk memasang tangkai sehingga kacamata itu dapat dikaitkan di telinga. 

 

Tahun 1784, Benjamin Franklin berhasil menemukan kacamata bifokus yang memiliki lensa cembung dan lensa cekung dalam satu bingkai. Pada tahun 1908 dan 1910 barulah dikenal lensa cembung cekung yang benar-benar menyatu dalam satu lensa. Materi lensa pun turut berkembang menjadi lensa kaca dan plastik. 

 

Lensa Kontak

Banyak kalangan percaya, ide lensa yang menempel langsung pada bola mata itu konon sudah ada sejak tahun 1508 dari catatan dan gambaran serta sketsa yang dibuat Leonardo Da Vinci. Di dalam buku catatannya, ditemukan banyak sketsa tentang kacamata yang langsung bisa dikenakan pada bola mata. Ada pula yang beranggapan bahwa lensa kontak digagas oleh Rene Descartes pada tahun 1636 dimana ia membuat hydriascope, gelas yang diisi air untuk menetralkan kekuatan kornea mata. 

 

Perkembangan lensa kontak pun kemudian sangat beragam di berbagai negara. Seperti di Perancis pada tahun 1888, lensa kontak digunakan sebagai alat kesehatan yang hanya dipakai oleh beberapa orang saja. Awalnya lensa kontak terbuat dari kaca dan menutupi seluruh bagian depan mata. Untunglah, pada 1938 ditemukan lensa kontak plastik dan satu dekade kemudian mulai dikenal lensa kontak yang hanya menutupi kornea dan dapat dipakai hingga 16 jam per hari. 

 

Di tahun 1950 hingga 1960-an, lensa kontak dijual dengan harga yang sangat mahal dan mudah rusak. Baru setelah itu, di tahun 1990-an, dibuat lensa kontak dengan harga yang lebih terjangkau dan menggunakan bahan penghantar oksigen sehingga jauh lebih nyaman untuk pemakaian sehari-hari.

Selasa, 18 Februari 2020

Presbiopi

Presbiopi adalah kondisi mata yang kehilangan kemampuan fokus secara bertahap, untuk melihat objek pada jarak dekat. Presbiopi juga merupakan salah satu hal yang akan dirasakan manusia sebagai bagian dari proses penuaan tubuh secara alami. Biasanya seseorang baru menyadari bahwa dirinya menderita presbiopi, saat harus menjauhkan lengan agar bisa membaca buku atau koran.

Presbyopia - alodokter

Gejala Presbiopi

Presbiopi berkembang secara bertahap, karena itu seseorang kadang baru menyadari gejalanya setelah melewati usia 40 tahun. Beberapa gejala yang umumnya dialami oleh penderita presbiopi adalah:

  • Kebiasaan menyipitkan mata
  • Butuh lampu lebih terang saat membaca.
  • Kesulitan membaca huruf yang berukuran kecil.
  • Penglihatan kabur ketika membaca pada jarak normal.
  • Sakit kepala atau mata menegang setelah membaca dalam jarak dekat.
  • Kecenderungan untuk memegang objek lebih jauh, agar huruf lebih jelas terbaca.

Penyebab Presbiopi

Proses melihat dimulai saat mata menangkap cahaya yang memantul dari suatu objek. Cahaya tadi akan menembus selaput bening mata (kornea), dan diteruskan ke lensa yang terletak di belakang selaput pelangi (iris). Kemudian, lensa akan membengkokkan cahaya agar fokus ke retina, yang akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik ini akan dikirim ke otak, yang akan memproses sinyal menjadi sebuah gambar.


Lensa mata dikelilingi otot yang bersifat elastis, sehingga bisa mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan cahaya. Namun seiring bertambahnya usia, otot di sekitar lensa mata akan kehilangan elastisitasnya dan mengeras. Kondisi mengerasnya otot-otot lensa itu lah yang menyebabkan presbiopi. Lensa menjadi kaku dan tidak bisa berubah bentuk, membuat cahaya yang masuk ke retina tidak fokus.

Faktor Risiko Presbiopi

Ada beberapa faktor yang memperbesar risiko seseorang menderita presbiopi, yaitu:

  • Usia. Hampir semua orang akan mengalami gejala presbiopi setelah usia 40 tahun.
  • Obat-obatan. Beberapa obat seperti antihistamin, antidepresan, dan diuretik dihubungkan dengan gejala presbiopi prematur, yaitu presbiopi pada individu di bawah usia 40 tahun.
  • Penyakit. Diabetes, multiple sclerosis, atau penyakit jantung dan pembuluh darah dapat meningkatkan risiko presbiopi prematur.

Diagnosis Presbiopi

Untuk mendiagnosis presbiopi, dokter akan menjalankan pemeriksaan mata uji refraksi. Uji refraksi akan menentukan apakah pasien menderita presbiopi atau gangguan mata lain, seperti rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme.

Dokter juga akan memberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil mata, agar lebih mudah memeriksa bagian dalam mata. Pada pasien dengan faktor risiko penyakit mata, seperti diabetes, pemeriksaan mata harus dilakukan lebih sering.

Dokter juga akan menyarankan pemeriksaan mata lengkap secara berkala, pada usia berikut:

  • Di bawah 40 tahun: tiap 5-10 tahun
  • 40-54 tahun: tiap 2-4 tahun
  • 55-64 tahun: tiap 1-3 tahun
  • 65 tahun ke atas: tiap 1-2 tahun.

Pengobatan Presbiopi

Pengobatan presbiopi ditujukan untuk membantu mata fokus pada objek dalam jarak dekat. Beberapa metode untuk mengatasi presbiopi adalah:

Kacamata

Penggunaan kacamata adalah cara sederhana dan aman untuk menangani presbiopi. Pasien dengan kondisi mata yang baik sebelum mengalami presbiopi, dapat memakai kacamata tanpa resep dokter. Namun pada pasien yang sudah memiliki gangguan mata sebelum presbiopi, dokter akan meresepkan kacamata dengan lensa khusus.

Lensa kontak

Pasien yang tidak ingin mengenakan kacamata bisa mengenakan lensa kontak. Namun, lensa kontak tidak bisa digunakan pada penderita gangguan kelopak mata, gangguan saluran air mata, dan mata kering.

Bedah refraktif

Dokter mata dapat melakukan beberapa tindakan bedah yang dapat membantu menangani presbiopi, yaitu:

  • Conductive keratoplasty. Prosedur ini menggunakan energi radio frekuensi untuk memanaskan titik-titik di sekitar kornea guna mengubah kelengkungan kornea dan meningkatkan kemampuan fokus mata. Meski demikian, hasilnya sangat bervariasi dan dapat bersifat hanya sementara.
  • Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK), yaitu prosedur yang menggunakan laser untuk membentuk ulang lapisan luar kornea.
  • Laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK). Prosedur ini bertujuan membentuk penglihatan monovision, yaitu satu mata untuk melihat jauh, dan satu mata yang lain untuk melihat jarak dekat.
  • Photorefractive keratectomy (PRK). Sama seperti LASEK, PRK juga menggunakan laser untuk membentuk ulang kornea.

Implan lensa

Prosedur ini bertujuan mengganti lensa mata penderita dengan lensa sintetis (lensa intraokular). Pada beberapa orang, lensa mata dapat memperbaiki penglihatan penderita prebiopi, baik saat melihat jauh atau dekat. Namun demikian, terkadang implan lensa malah dapat menyebabkan penurunan kemampuan mata untuk melihat pada jarak dekat, sehingga kacamata baca masih dibutuhkan.

Inlay kornea.

Inlay kornea adalah tindakan memasukkan ring kecil berbahan plastik pada setiap kornea mata untuk mengubah lengkungan kornea. Ring ini bekerja dengan memfokuskan cahaya pada kornea, sehingga penderita mampu melihat objek pada jarak dekat. Bila pasien merasa hasilnya kurang memuaskan, pasien bisa meminta dokter untuk mencabut ring dan memilih prosedur lain.

Komplikasi Presbiopi

Jika dibiarkan tidak tertangani, presbiopi bisa menimbulkan komplikasi berupa astigmatisme, yaitu kondisi penglihatan yang kabur akibat kelengkungan kornea yang tidak sempurna. Komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah miopi (rabun jauh) dan hiperopia (rabun dekat).


Pterigium

Surfer’s eye atau pterigium adalah penyakit mata yang ditandai dengan tumbuhnya selaput pada bagian putih bola mata yang bisa mencapai kornea. Kondisi ini dapat terjadi pada salah satu mata saja atau kedua mata sekaligus.

Pterigium dapat diawali dengan munculnya pinguecula yang merupakan noda kekuningan pada bagian putih mata. Pinguecula terjadi akibat adanya penggumpalan protein, lemak, atau kalsium di dalam mata.

alodokter-pterygium

Pterigium bukan sel kanker dan jarang menyebabkan komplikasi berbahaya. Namun, jika terus tumbuh dan menyebar sampai menutupi kornea atau bahkan pupil mata, dapat mengganggu penglihatan penderitanya.


Gejala Pterygium

Gejala pterigium ditandai dengan tumbuhnya selaput pada bagian putih (sklera) permukaan bola mata. Selaput ini biasanya tidak menimbulkan keluhan lain, tetapi tetap dapat disertai dengan gejala lain yang mengganggu, antara lain:

  • Mata merah.
  • Terasa gatal atau perih di area selaput.
  • Terasa ada yang mengganjal di mata jika selaput pterigium sudah terlalu tebal atau lebar.

Pterigium juga dapat menyebabkan penglihatan terganggu saat pertumbuhan sudah mencapai bagian kornea mata, seperti membuat pandangan menjadi samar atau ganda.

Kapan harus ke dokter

Pemeriksaan sebaiknya segera dilakukan saat gejala muncul untuk mencegah pertumbuhan pterigium bertambah tebal dan lebar. Jika Anda pernah mengalami pterigium, munculnya kembali gejala juga harus diwaspadai.

Pterigium dapat berawal dari pinguecula. Sehingga, jika muncul gejala pinguecula, pemeriksaan ke dokter sebaiknya dilakukan untuk mencegah terjadinya pterigium. Gejala tersebut meliputi:

  • Bercak kekuningan di bagian putih mata.
  • Mata merah.
  • Mata terasa kering, perih, dan gatal.
  • Seperti ada pasir pada mata.

Pemeriksaan mata sebenarnya perlu dilakukan rutin ke dokter mata. Hal ini dilakukan untuk mencegah atau mendeteksi lebih dini bila ada penyakit atau gangguan pada mata. Pemeriksaan ini disarankan 1-4 tahun sekali bagi anak-anak atau seseorang yang berusia 40 tahun ke atas.

Penyebab Pterygium

Penyebab pterigium belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini lebih banyak terjadi pada mereka yang sering melakukan aktivitas di luar ruangan. Paparan sinar matahari berlebih menjadi faktor yang paling berpotensi menyebabkan pterigium.

Selain itu, mata yang kering juga diduga bisa menjadi faktor pemicu. Pasir, debu, asap, serta angin diduga dapat meningkatkan risiko pterigium. Pterigium juga dapat bermula dari munculnya pinguecula pada mata. Pinguecula yang tumbuh hingga mencapai kornea mata dapat berubah menjadi pterigium.

Diagnosis Pterygium

Pterigium bisa dideteksi oleh dokter melalui gejala utamanya, yaitu tumbuhnya selaput tipis pada permukaan bola mata. Dokter mata juga akan melakukan pemeriksaan yang lebih saksama dengan prosedur slit lamp menggunakan alat khusus seperti kaca pembesar bercahaya untuk memeriksa kondisi mata.

Jika dibutuhkan, dokter akan melakukan pemeriksaan yang lebih detail. Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan penglihatan serta memeriksa perubahan lengkungan pada kornea pasien. Pengambilan foto mata juga mungkin dilakukan untuk melihat pertumbuhan pterigium.

Pengobatan Pterygium

Kondisi pterigium biasanya tidak membutuhkan penanganan bila tidak menimbulkan keluhan selain munculnya selaput.

Untuk mata merah dan iritasi akibat pterigium, pengobatan cukup dilakukan dengan memberikan obat tetes atau salep mata yang mengandung kortikosteroid atau pelumas untuk meredakan peradangan.

Prosedur operasi pterigium dapat dilakukan jika pterigium sudah tidak dapat ditangani dengan obat tetes atau salep mata, atau menyebabkan kemampuan penglihatan menurun. Operasi juga dapat dilakukan untuk alasan estetika atau kecantikan.

Komplikasi Pterygium

Meski jarang terjadi, pterigium dapat tumbuh hingga mencapai kornea dan menyebabkan komplikasi berupa luka pada kornea. Kondisi ini dapat mengakibatkan hilangnya penglihatan jika tidak ditangani.

Selain kondisi pterigium itu sendiri, operasi untuk menangani pterigium juga mungkin menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Astigmatisme
  • Pterigium kambuh setelah operasi
  • Mata kering
  • Iritasi

Diskusikan lebih lanjut dengan dokter mengenai manfaat dan risiko operasi pterigium.

Pencegahan Pterygium

Pencegahan pterigium dapat dilakukan dengan mengenakan kacamata hitam atau topi saat beraktivitas di luar ruangan. Hal ini bertujuan untuk menghindari paparan sinar matahari, asap, atau debu yang dapat memicu pterigium.

Untuk mencegah mata terasa kering, kelembapan mata dapat dijaga dengan menggunakan obat tetes air mata buatan. Selain berguna untuk mencegah pterigium, penggunaan pelumas pada mata juga dapat mencegah kambuhnya pterigium.




Jumat, 07 Februari 2020

Rabun Jauh (Miopi)

Definisi

Apa itu miopi (rabun jauh)?

Miopi atau rabun jauh adalah kondisi di mana Anda tidak mampu melihat benda dalam jarak jauh, tapi mampu melihat benda yang letaknya dekat dengan jelas. Jika Anda rabun jauh, Anda akan kesulitan melihat benda jauh. 

Misalnya, Anda tidak bisa membaca rambu jalan raya sampai mereka hanya berjarak beberapa meter dari Anda. Kondisi ini dapat berkembang secara perlahan atau dengan cepat, sering kali memburuk selama masa kanak-kanak dan remaja.

Seberapa umum miopi (rabun jauh)?

Kondisi kesehatan ini umum muncul mulai umur 8 dan 12 tahun, tapi dapat mempengaruhi pasien pada semua umur. Rabun jauh bisa diatasi dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Apa saja jenis miopi (rabun jauh)?

Mayo Clinic membedakan miopi menjadi dua jenis, yaitu:

Miopia tinggi

Ini adalah bentuk yang lebih serius daripada miopi, di mana bola mata tumbuh lebih panjang dari ukuran normal. Selain membuat Anda sulit melihat benda yang berjarak jauh, kondisi ini juga meningkatkan risiko Anda terkena kondisi lain, seperti retina robek, katarak, dan glaukoma


Miopia degeneratif

Kondisi ini disebut juga sebagai miopia patologis atau ganas, jenis rabun jauh langka yang biasanya warisi dari orang tua. Pada kondisi ini, bola mata memanjang dengan sangat cepat dan menyebabkan miopi parah, yang biasanya terjadi pada remaja atau orang dewasa awal. 

Jenis rabun jauh ini bisa semakin parah saat dewasa. Selain membuat Anda kesulitan melihat benda yang berjarak jauh, Anda akan semakin berisiko mengalami retina lepas, pertumbuhan pembuluh darah abnormal pada mata (neovaskularisasi koroid), dan glaukoma. 


Gejala

Apa saja tanda dan gejala miopi (rabun jauh)?

Tanda dan gejala rabun jauh adalah:

  • Penglihatan buram ketika melihat benda dalam jarak jauh
  • Harus menyipitkan mata atau sebagian menutup kelopak mata untuk melihat dengan jelas
  • Sakit kepala karena kelelahan mata
  • Kesulitan melihat saat berkendara, terutama pada malam hari

Rabun jauh biasanya sudah terdeteksi sejak kecil dan didiagnosis saat usia sekolah hingga remaja. Anak-anak dengan rabun jauh mungkin merasakan gejala di bawah ini.

  • Terus-menerus menyipitkan mata
  • Harus duduk lebih dekat dengan televisi, layar lebar, atau di depan kelas
  • Tampak tidak menyadari adanya benda jauh
  • Mengedipkan mata secara berlebihan
  • Terus menggosok mata.

Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.

Kapan harus pergi ke dokter?

Jika Anda mengalami kesulitan melihat sesuatu yang jauh atau kualitas penglihatan Anda mengganggu keseharian Anda, segera hubungi dokter. Segera cari pertolongan jika Anda:

  • Tampak bintik kecil seperti melayang yang mengganggu penglihatan Anda
  • Tampak kilatan cahaya di salah satu atau kedua mata
  • Mengalami serangan cahaya atau bayangan yang menutupi sebagian daerah penglihatan.

Gejala di atas merupakan tanda ablasio retina,  yaitu komplikasi miopi yang sangat jarang terjadi. Kondisi tersebut merupakan keadaan darurat yang butuh pertolongan medis segera. 

Penyebab

Apa penyebab rabun jauh (miopi)?

Miopi (rabun jauh) menyebabkan sinar cahaya untuk fokus pada bagian depan retina. Akibatnya, objek yang dekat terlihat jelas, sedangkan objek yang jauh tampak buram. Ada tiga penyebab kondisi ini, yaitu:

  • Permukaan depan mata (kornea) terlalu melengkung dan, karena itu, terlalu kuat
  • Bola mata terlalu panjang
  • Kombinasi kedua penyebab di atas.

Faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko miopi (rabun jauh)?

Ada banyak faktor risiko rabun jauh, termasuk:

  • Riwayat keluarga

Kondisi ini cenderung menurun dalam keluarga. Anda lebih berisiko jika salah satu atau kedua orangtua Anda rabun jauh. Risiko lebih tinggi mengintai Anda jika kedua orangtua mengalami kondisi tersebut. 

  • Terlalu banyak membaca

Orang yang banyak membaca, menulis, dan melakukan pekerjaan di depan komputer mungkin punya risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi rabun jauh. Jumlah waktu yang Anda habiskan untuk main video games atau menonton TV juga mengambil peran. Bahkan, memegang benda terlalu dekat dengan mata juga bisa dihubungkan dengan miopi. 

  • Kondisi lingkungan 

Beberapa penelitian menyebutkan kurangnya waktu untuk beraktivitas di luar rumah bisa meningkatkan risiko miopi. 

Komplikasi

Komplikasi apa yang mungkin saya alami karena miopi (rabun jauh)?

Ada beberapa hal yang mungkin Anda alami setelah menderita miopi, yaitu:

  • Mengurangi kualitas hidup

Rabun jauh bisa memengaruhi kualitas hidup Anda. Anda mungkin tak akan bisa melakukan semua aktivitas, sesuai harapan. Keterbatasan penglihatan Anda juga akan mengurangi rasa semangat dalam menjalani hidup sehari-hari.

  • Mata lelah

Kondisi tersebut mungkin juga menyebabkan lelah pada mata Anda karena berusaha mempertahankan fokus. Ini bisa meningkatkan risiko mata lelah dan sakit kepala. 

  • Mengganggu keselamatan

Keselamatan Anda sendiri atau orang lain mungkin akan terganggu jika Anda memiliki masalah penglihatan. Ini bisa menjadi masalah serius jika Anda mengendarai mobil atau mengoperasikan alat berat. 

  • Kerugian finansial

Biaya lensa perbaikan, pemeriksaan mata, dan perawatan medis akan menambah pengeluaran Anda. Terlebih, jika Anda mengalami rabun jauh kronis.

  • Masalah mata lainnya

Rabun jauh parah akan meningkatkan risiko Anda terkena masalah mata lainnya, seperti retina robek, glaukoma, hingga katarak. Jaringan pada bola mata panjang akan mengembang dan menipis karena air mata, peradangan, pembuluh darah lemah dan gampang berdarah, dan luka.

Diagnosis

Bagaimana cara mendiagnosis miopi (rabun jauh)?

Anda dapat terdiagnosis mengidap rabun jauh melalui pemeriksaan mata. Dalam pemeriksaan mata lengkap, Anda mungkin harus menjalani serangkaian tes. 

Dokter mata mungkin menggunakan beragam alat, mengarahkan cahaya terang langsung ke mata Anda, dan meminta Anda untuk melihat melalui beberapa lensa. 

Manfaat tes ini adalah untuk mendeteksi berbagai aspek mata dan penglihatan, serta mengidentifikasi jenis resep yang Anda butuhkan untuk memiliki penglihatan yang jelas dengan bantuan kacamata atau lensa kontak.

Snellen chart

Selain itu, dokter mungkin akan meminta Anda membaca eye chart yang dikenal dengan Snellen chart. Bagan tersebut menampilkan 11 baris huruf kapital. Baris pertama menunjukkan satu huruf yang sangat besar. Setiap baris setelah itu memperlihatkan huruf yang lebih kecil.  

Dalam pemeriksaan ini, Anda diminta berdiri sejauh 6 meter dari badan dan membacanya tanpa kacamata atau lensa kontak. Anda menutup sebelah mata dan membaca baris huruf dengan ukuran terkecil yang bisa Anda lihat. 

Pemeriksaan dilakukan pada kedua mata. Pada beberapa ruangan pemeriksaan, cermin dipasang supaya Anda tidak perlu berdiri hingga 6 meter di depan bagan. Hasil pemeriksaan pada mata Anda akan sama, dengan atau tanpa cermin. 

Pengobatan

Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke dokter Anda.

Bagaimana cara mengobati miopi (rabun jauh)?

Untuk mengobati rabun jauh, Anda harus melatih penglihatan untuk membantu memfokuskan cahaya pada retina, dengan bantuan lensa korektif atau operasi refraktif.

Jika Anda memilih untuk memakai lensa korektif untuk mengobati rabun jauh, hal ini membantu Anda dengan mengurangi peningkatan kelengkungan kornea atau panjang mata. 

Anda bisa mencoba kacamata dengan berbagai jenis seperti bifokal, trifokal, dan kacamata membaca; atau lensa kontak yang langsung dipakai pada mata.

Bila Anda tidak mau memakai sesuatu yang membantu kondisi rabun jauh Anda, Anda bisa mempertimbangkan operasi refraktif. Metode ini membantu mengurangi atau bahkan menghilangkan ketergantungan kacamata atau lensa kontak. 

Prosedur paling umum adalah keratektomi fotorefraktif dengan penggunaan laser untuk menghilangkan lapisan jaringan kornea, dan laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK) dengan memanfaatkan laser femto atau alat mekanis untuk memotong lapisan tipis melalui bagian atas kornea.

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat mengatasi miopi (rabun jauh)?

Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin membantu mengatasi rabun jauh:

  • Memeriksakan mata secara teratur. Lakukan hal ini meski Anda merasa baik-baik saja. 
  • Mengendalikan kondisi kesehatan kronis, misalnya diabetes dan tekanan darah tinggi. Kondisi tersebut bisa memengaruhi penglihatan Anda jika tidak ditangani dengan serius. 
  • Melindungi mata dari sinar matahari dengan memakai kacamata yang menghambat radiasi ultraviolet (UV).
  • Mencegah cedera mata. Anda disarankan memakai pelindung mata saat melakukan aktivitas tertentu macam berolahraga, memangkas rumput, mengecat, atau menggunakan produk lain yang mengandung asap beracun.
  • Konsumsi makanan sehat, seperti sayur-sayuran hijau dan buah-buahan. Ikan yang mengandung asam lemak omega-3, seperti tuna dan salmon, juga bisa membantu mengatasi miopi. 
  • Berhenti merokok. Hal ini tidak hanya membantu mengistirahatkan tubuh melainkan juga kesehatan mata.
  • Menggunakan lensa korektif yang tepat.
  • Mencegah mata lelah dengan mengalihkan pandangan dari komputer, atau saat membaca, setiap 20 menit, selama 20 detik, dan memandang objek lain yang jaraknya 20 kaki atau 6 meter. 
  • Mengurangi kelelahan mata. Setelah beberapa menit menggunakan komputer atau membaca, Anda harus berpaling sehingga mata dapat rileks.
  • Hubungi dokter jika Anda mengalami kehilangan penglihatan tiba-tiba tanpa merasakan sakit, penglihatan buram atau ganda, seperti melihat titik hitam atau lingkaran cahaya.