Selasa, 18 Februari 2020

Presbiopi

Presbiopi adalah kondisi mata yang kehilangan kemampuan fokus secara bertahap, untuk melihat objek pada jarak dekat. Presbiopi juga merupakan salah satu hal yang akan dirasakan manusia sebagai bagian dari proses penuaan tubuh secara alami. Biasanya seseorang baru menyadari bahwa dirinya menderita presbiopi, saat harus menjauhkan lengan agar bisa membaca buku atau koran.

Presbyopia - alodokter

Gejala Presbiopi

Presbiopi berkembang secara bertahap, karena itu seseorang kadang baru menyadari gejalanya setelah melewati usia 40 tahun. Beberapa gejala yang umumnya dialami oleh penderita presbiopi adalah:

  • Kebiasaan menyipitkan mata
  • Butuh lampu lebih terang saat membaca.
  • Kesulitan membaca huruf yang berukuran kecil.
  • Penglihatan kabur ketika membaca pada jarak normal.
  • Sakit kepala atau mata menegang setelah membaca dalam jarak dekat.
  • Kecenderungan untuk memegang objek lebih jauh, agar huruf lebih jelas terbaca.

Penyebab Presbiopi

Proses melihat dimulai saat mata menangkap cahaya yang memantul dari suatu objek. Cahaya tadi akan menembus selaput bening mata (kornea), dan diteruskan ke lensa yang terletak di belakang selaput pelangi (iris). Kemudian, lensa akan membengkokkan cahaya agar fokus ke retina, yang akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik ini akan dikirim ke otak, yang akan memproses sinyal menjadi sebuah gambar.


Lensa mata dikelilingi otot yang bersifat elastis, sehingga bisa mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan cahaya. Namun seiring bertambahnya usia, otot di sekitar lensa mata akan kehilangan elastisitasnya dan mengeras. Kondisi mengerasnya otot-otot lensa itu lah yang menyebabkan presbiopi. Lensa menjadi kaku dan tidak bisa berubah bentuk, membuat cahaya yang masuk ke retina tidak fokus.

Faktor Risiko Presbiopi

Ada beberapa faktor yang memperbesar risiko seseorang menderita presbiopi, yaitu:

  • Usia. Hampir semua orang akan mengalami gejala presbiopi setelah usia 40 tahun.
  • Obat-obatan. Beberapa obat seperti antihistamin, antidepresan, dan diuretik dihubungkan dengan gejala presbiopi prematur, yaitu presbiopi pada individu di bawah usia 40 tahun.
  • Penyakit. Diabetes, multiple sclerosis, atau penyakit jantung dan pembuluh darah dapat meningkatkan risiko presbiopi prematur.

Diagnosis Presbiopi

Untuk mendiagnosis presbiopi, dokter akan menjalankan pemeriksaan mata uji refraksi. Uji refraksi akan menentukan apakah pasien menderita presbiopi atau gangguan mata lain, seperti rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme.

Dokter juga akan memberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil mata, agar lebih mudah memeriksa bagian dalam mata. Pada pasien dengan faktor risiko penyakit mata, seperti diabetes, pemeriksaan mata harus dilakukan lebih sering.

Dokter juga akan menyarankan pemeriksaan mata lengkap secara berkala, pada usia berikut:

  • Di bawah 40 tahun: tiap 5-10 tahun
  • 40-54 tahun: tiap 2-4 tahun
  • 55-64 tahun: tiap 1-3 tahun
  • 65 tahun ke atas: tiap 1-2 tahun.

Pengobatan Presbiopi

Pengobatan presbiopi ditujukan untuk membantu mata fokus pada objek dalam jarak dekat. Beberapa metode untuk mengatasi presbiopi adalah:

Kacamata

Penggunaan kacamata adalah cara sederhana dan aman untuk menangani presbiopi. Pasien dengan kondisi mata yang baik sebelum mengalami presbiopi, dapat memakai kacamata tanpa resep dokter. Namun pada pasien yang sudah memiliki gangguan mata sebelum presbiopi, dokter akan meresepkan kacamata dengan lensa khusus.

Lensa kontak

Pasien yang tidak ingin mengenakan kacamata bisa mengenakan lensa kontak. Namun, lensa kontak tidak bisa digunakan pada penderita gangguan kelopak mata, gangguan saluran air mata, dan mata kering.

Bedah refraktif

Dokter mata dapat melakukan beberapa tindakan bedah yang dapat membantu menangani presbiopi, yaitu:

  • Conductive keratoplasty. Prosedur ini menggunakan energi radio frekuensi untuk memanaskan titik-titik di sekitar kornea guna mengubah kelengkungan kornea dan meningkatkan kemampuan fokus mata. Meski demikian, hasilnya sangat bervariasi dan dapat bersifat hanya sementara.
  • Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK), yaitu prosedur yang menggunakan laser untuk membentuk ulang lapisan luar kornea.
  • Laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK). Prosedur ini bertujuan membentuk penglihatan monovision, yaitu satu mata untuk melihat jauh, dan satu mata yang lain untuk melihat jarak dekat.
  • Photorefractive keratectomy (PRK). Sama seperti LASEK, PRK juga menggunakan laser untuk membentuk ulang kornea.

Implan lensa

Prosedur ini bertujuan mengganti lensa mata penderita dengan lensa sintetis (lensa intraokular). Pada beberapa orang, lensa mata dapat memperbaiki penglihatan penderita prebiopi, baik saat melihat jauh atau dekat. Namun demikian, terkadang implan lensa malah dapat menyebabkan penurunan kemampuan mata untuk melihat pada jarak dekat, sehingga kacamata baca masih dibutuhkan.

Inlay kornea.

Inlay kornea adalah tindakan memasukkan ring kecil berbahan plastik pada setiap kornea mata untuk mengubah lengkungan kornea. Ring ini bekerja dengan memfokuskan cahaya pada kornea, sehingga penderita mampu melihat objek pada jarak dekat. Bila pasien merasa hasilnya kurang memuaskan, pasien bisa meminta dokter untuk mencabut ring dan memilih prosedur lain.

Komplikasi Presbiopi

Jika dibiarkan tidak tertangani, presbiopi bisa menimbulkan komplikasi berupa astigmatisme, yaitu kondisi penglihatan yang kabur akibat kelengkungan kornea yang tidak sempurna. Komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah miopi (rabun jauh) dan hiperopia (rabun dekat).


Pterigium

Surfer’s eye atau pterigium adalah penyakit mata yang ditandai dengan tumbuhnya selaput pada bagian putih bola mata yang bisa mencapai kornea. Kondisi ini dapat terjadi pada salah satu mata saja atau kedua mata sekaligus.

Pterigium dapat diawali dengan munculnya pinguecula yang merupakan noda kekuningan pada bagian putih mata. Pinguecula terjadi akibat adanya penggumpalan protein, lemak, atau kalsium di dalam mata.

alodokter-pterygium

Pterigium bukan sel kanker dan jarang menyebabkan komplikasi berbahaya. Namun, jika terus tumbuh dan menyebar sampai menutupi kornea atau bahkan pupil mata, dapat mengganggu penglihatan penderitanya.


Gejala Pterygium

Gejala pterigium ditandai dengan tumbuhnya selaput pada bagian putih (sklera) permukaan bola mata. Selaput ini biasanya tidak menimbulkan keluhan lain, tetapi tetap dapat disertai dengan gejala lain yang mengganggu, antara lain:

  • Mata merah.
  • Terasa gatal atau perih di area selaput.
  • Terasa ada yang mengganjal di mata jika selaput pterigium sudah terlalu tebal atau lebar.

Pterigium juga dapat menyebabkan penglihatan terganggu saat pertumbuhan sudah mencapai bagian kornea mata, seperti membuat pandangan menjadi samar atau ganda.

Kapan harus ke dokter

Pemeriksaan sebaiknya segera dilakukan saat gejala muncul untuk mencegah pertumbuhan pterigium bertambah tebal dan lebar. Jika Anda pernah mengalami pterigium, munculnya kembali gejala juga harus diwaspadai.

Pterigium dapat berawal dari pinguecula. Sehingga, jika muncul gejala pinguecula, pemeriksaan ke dokter sebaiknya dilakukan untuk mencegah terjadinya pterigium. Gejala tersebut meliputi:

  • Bercak kekuningan di bagian putih mata.
  • Mata merah.
  • Mata terasa kering, perih, dan gatal.
  • Seperti ada pasir pada mata.

Pemeriksaan mata sebenarnya perlu dilakukan rutin ke dokter mata. Hal ini dilakukan untuk mencegah atau mendeteksi lebih dini bila ada penyakit atau gangguan pada mata. Pemeriksaan ini disarankan 1-4 tahun sekali bagi anak-anak atau seseorang yang berusia 40 tahun ke atas.

Penyebab Pterygium

Penyebab pterigium belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini lebih banyak terjadi pada mereka yang sering melakukan aktivitas di luar ruangan. Paparan sinar matahari berlebih menjadi faktor yang paling berpotensi menyebabkan pterigium.

Selain itu, mata yang kering juga diduga bisa menjadi faktor pemicu. Pasir, debu, asap, serta angin diduga dapat meningkatkan risiko pterigium. Pterigium juga dapat bermula dari munculnya pinguecula pada mata. Pinguecula yang tumbuh hingga mencapai kornea mata dapat berubah menjadi pterigium.

Diagnosis Pterygium

Pterigium bisa dideteksi oleh dokter melalui gejala utamanya, yaitu tumbuhnya selaput tipis pada permukaan bola mata. Dokter mata juga akan melakukan pemeriksaan yang lebih saksama dengan prosedur slit lamp menggunakan alat khusus seperti kaca pembesar bercahaya untuk memeriksa kondisi mata.

Jika dibutuhkan, dokter akan melakukan pemeriksaan yang lebih detail. Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan penglihatan serta memeriksa perubahan lengkungan pada kornea pasien. Pengambilan foto mata juga mungkin dilakukan untuk melihat pertumbuhan pterigium.

Pengobatan Pterygium

Kondisi pterigium biasanya tidak membutuhkan penanganan bila tidak menimbulkan keluhan selain munculnya selaput.

Untuk mata merah dan iritasi akibat pterigium, pengobatan cukup dilakukan dengan memberikan obat tetes atau salep mata yang mengandung kortikosteroid atau pelumas untuk meredakan peradangan.

Prosedur operasi pterigium dapat dilakukan jika pterigium sudah tidak dapat ditangani dengan obat tetes atau salep mata, atau menyebabkan kemampuan penglihatan menurun. Operasi juga dapat dilakukan untuk alasan estetika atau kecantikan.

Komplikasi Pterygium

Meski jarang terjadi, pterigium dapat tumbuh hingga mencapai kornea dan menyebabkan komplikasi berupa luka pada kornea. Kondisi ini dapat mengakibatkan hilangnya penglihatan jika tidak ditangani.

Selain kondisi pterigium itu sendiri, operasi untuk menangani pterigium juga mungkin menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Astigmatisme
  • Pterigium kambuh setelah operasi
  • Mata kering
  • Iritasi

Diskusikan lebih lanjut dengan dokter mengenai manfaat dan risiko operasi pterigium.

Pencegahan Pterygium

Pencegahan pterigium dapat dilakukan dengan mengenakan kacamata hitam atau topi saat beraktivitas di luar ruangan. Hal ini bertujuan untuk menghindari paparan sinar matahari, asap, atau debu yang dapat memicu pterigium.

Untuk mencegah mata terasa kering, kelembapan mata dapat dijaga dengan menggunakan obat tetes air mata buatan. Selain berguna untuk mencegah pterigium, penggunaan pelumas pada mata juga dapat mencegah kambuhnya pterigium.




Jumat, 07 Februari 2020

Rabun Jauh (Miopi)

Definisi

Apa itu miopi (rabun jauh)?

Miopi atau rabun jauh adalah kondisi di mana Anda tidak mampu melihat benda dalam jarak jauh, tapi mampu melihat benda yang letaknya dekat dengan jelas. Jika Anda rabun jauh, Anda akan kesulitan melihat benda jauh. 

Misalnya, Anda tidak bisa membaca rambu jalan raya sampai mereka hanya berjarak beberapa meter dari Anda. Kondisi ini dapat berkembang secara perlahan atau dengan cepat, sering kali memburuk selama masa kanak-kanak dan remaja.

Seberapa umum miopi (rabun jauh)?

Kondisi kesehatan ini umum muncul mulai umur 8 dan 12 tahun, tapi dapat mempengaruhi pasien pada semua umur. Rabun jauh bisa diatasi dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Apa saja jenis miopi (rabun jauh)?

Mayo Clinic membedakan miopi menjadi dua jenis, yaitu:

Miopia tinggi

Ini adalah bentuk yang lebih serius daripada miopi, di mana bola mata tumbuh lebih panjang dari ukuran normal. Selain membuat Anda sulit melihat benda yang berjarak jauh, kondisi ini juga meningkatkan risiko Anda terkena kondisi lain, seperti retina robek, katarak, dan glaukoma


Miopia degeneratif

Kondisi ini disebut juga sebagai miopia patologis atau ganas, jenis rabun jauh langka yang biasanya warisi dari orang tua. Pada kondisi ini, bola mata memanjang dengan sangat cepat dan menyebabkan miopi parah, yang biasanya terjadi pada remaja atau orang dewasa awal. 

Jenis rabun jauh ini bisa semakin parah saat dewasa. Selain membuat Anda kesulitan melihat benda yang berjarak jauh, Anda akan semakin berisiko mengalami retina lepas, pertumbuhan pembuluh darah abnormal pada mata (neovaskularisasi koroid), dan glaukoma. 


Gejala

Apa saja tanda dan gejala miopi (rabun jauh)?

Tanda dan gejala rabun jauh adalah:

  • Penglihatan buram ketika melihat benda dalam jarak jauh
  • Harus menyipitkan mata atau sebagian menutup kelopak mata untuk melihat dengan jelas
  • Sakit kepala karena kelelahan mata
  • Kesulitan melihat saat berkendara, terutama pada malam hari

Rabun jauh biasanya sudah terdeteksi sejak kecil dan didiagnosis saat usia sekolah hingga remaja. Anak-anak dengan rabun jauh mungkin merasakan gejala di bawah ini.

  • Terus-menerus menyipitkan mata
  • Harus duduk lebih dekat dengan televisi, layar lebar, atau di depan kelas
  • Tampak tidak menyadari adanya benda jauh
  • Mengedipkan mata secara berlebihan
  • Terus menggosok mata.

Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.

Kapan harus pergi ke dokter?

Jika Anda mengalami kesulitan melihat sesuatu yang jauh atau kualitas penglihatan Anda mengganggu keseharian Anda, segera hubungi dokter. Segera cari pertolongan jika Anda:

  • Tampak bintik kecil seperti melayang yang mengganggu penglihatan Anda
  • Tampak kilatan cahaya di salah satu atau kedua mata
  • Mengalami serangan cahaya atau bayangan yang menutupi sebagian daerah penglihatan.

Gejala di atas merupakan tanda ablasio retina,  yaitu komplikasi miopi yang sangat jarang terjadi. Kondisi tersebut merupakan keadaan darurat yang butuh pertolongan medis segera. 

Penyebab

Apa penyebab rabun jauh (miopi)?

Miopi (rabun jauh) menyebabkan sinar cahaya untuk fokus pada bagian depan retina. Akibatnya, objek yang dekat terlihat jelas, sedangkan objek yang jauh tampak buram. Ada tiga penyebab kondisi ini, yaitu:

  • Permukaan depan mata (kornea) terlalu melengkung dan, karena itu, terlalu kuat
  • Bola mata terlalu panjang
  • Kombinasi kedua penyebab di atas.

Faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko miopi (rabun jauh)?

Ada banyak faktor risiko rabun jauh, termasuk:

  • Riwayat keluarga

Kondisi ini cenderung menurun dalam keluarga. Anda lebih berisiko jika salah satu atau kedua orangtua Anda rabun jauh. Risiko lebih tinggi mengintai Anda jika kedua orangtua mengalami kondisi tersebut. 

  • Terlalu banyak membaca

Orang yang banyak membaca, menulis, dan melakukan pekerjaan di depan komputer mungkin punya risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi rabun jauh. Jumlah waktu yang Anda habiskan untuk main video games atau menonton TV juga mengambil peran. Bahkan, memegang benda terlalu dekat dengan mata juga bisa dihubungkan dengan miopi. 

  • Kondisi lingkungan 

Beberapa penelitian menyebutkan kurangnya waktu untuk beraktivitas di luar rumah bisa meningkatkan risiko miopi. 

Komplikasi

Komplikasi apa yang mungkin saya alami karena miopi (rabun jauh)?

Ada beberapa hal yang mungkin Anda alami setelah menderita miopi, yaitu:

  • Mengurangi kualitas hidup

Rabun jauh bisa memengaruhi kualitas hidup Anda. Anda mungkin tak akan bisa melakukan semua aktivitas, sesuai harapan. Keterbatasan penglihatan Anda juga akan mengurangi rasa semangat dalam menjalani hidup sehari-hari.

  • Mata lelah

Kondisi tersebut mungkin juga menyebabkan lelah pada mata Anda karena berusaha mempertahankan fokus. Ini bisa meningkatkan risiko mata lelah dan sakit kepala. 

  • Mengganggu keselamatan

Keselamatan Anda sendiri atau orang lain mungkin akan terganggu jika Anda memiliki masalah penglihatan. Ini bisa menjadi masalah serius jika Anda mengendarai mobil atau mengoperasikan alat berat. 

  • Kerugian finansial

Biaya lensa perbaikan, pemeriksaan mata, dan perawatan medis akan menambah pengeluaran Anda. Terlebih, jika Anda mengalami rabun jauh kronis.

  • Masalah mata lainnya

Rabun jauh parah akan meningkatkan risiko Anda terkena masalah mata lainnya, seperti retina robek, glaukoma, hingga katarak. Jaringan pada bola mata panjang akan mengembang dan menipis karena air mata, peradangan, pembuluh darah lemah dan gampang berdarah, dan luka.

Diagnosis

Bagaimana cara mendiagnosis miopi (rabun jauh)?

Anda dapat terdiagnosis mengidap rabun jauh melalui pemeriksaan mata. Dalam pemeriksaan mata lengkap, Anda mungkin harus menjalani serangkaian tes. 

Dokter mata mungkin menggunakan beragam alat, mengarahkan cahaya terang langsung ke mata Anda, dan meminta Anda untuk melihat melalui beberapa lensa. 

Manfaat tes ini adalah untuk mendeteksi berbagai aspek mata dan penglihatan, serta mengidentifikasi jenis resep yang Anda butuhkan untuk memiliki penglihatan yang jelas dengan bantuan kacamata atau lensa kontak.

Snellen chart

Selain itu, dokter mungkin akan meminta Anda membaca eye chart yang dikenal dengan Snellen chart. Bagan tersebut menampilkan 11 baris huruf kapital. Baris pertama menunjukkan satu huruf yang sangat besar. Setiap baris setelah itu memperlihatkan huruf yang lebih kecil.  

Dalam pemeriksaan ini, Anda diminta berdiri sejauh 6 meter dari badan dan membacanya tanpa kacamata atau lensa kontak. Anda menutup sebelah mata dan membaca baris huruf dengan ukuran terkecil yang bisa Anda lihat. 

Pemeriksaan dilakukan pada kedua mata. Pada beberapa ruangan pemeriksaan, cermin dipasang supaya Anda tidak perlu berdiri hingga 6 meter di depan bagan. Hasil pemeriksaan pada mata Anda akan sama, dengan atau tanpa cermin. 

Pengobatan

Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke dokter Anda.

Bagaimana cara mengobati miopi (rabun jauh)?

Untuk mengobati rabun jauh, Anda harus melatih penglihatan untuk membantu memfokuskan cahaya pada retina, dengan bantuan lensa korektif atau operasi refraktif.

Jika Anda memilih untuk memakai lensa korektif untuk mengobati rabun jauh, hal ini membantu Anda dengan mengurangi peningkatan kelengkungan kornea atau panjang mata. 

Anda bisa mencoba kacamata dengan berbagai jenis seperti bifokal, trifokal, dan kacamata membaca; atau lensa kontak yang langsung dipakai pada mata.

Bila Anda tidak mau memakai sesuatu yang membantu kondisi rabun jauh Anda, Anda bisa mempertimbangkan operasi refraktif. Metode ini membantu mengurangi atau bahkan menghilangkan ketergantungan kacamata atau lensa kontak. 

Prosedur paling umum adalah keratektomi fotorefraktif dengan penggunaan laser untuk menghilangkan lapisan jaringan kornea, dan laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK) dengan memanfaatkan laser femto atau alat mekanis untuk memotong lapisan tipis melalui bagian atas kornea.

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat mengatasi miopi (rabun jauh)?

Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin membantu mengatasi rabun jauh:

  • Memeriksakan mata secara teratur. Lakukan hal ini meski Anda merasa baik-baik saja. 
  • Mengendalikan kondisi kesehatan kronis, misalnya diabetes dan tekanan darah tinggi. Kondisi tersebut bisa memengaruhi penglihatan Anda jika tidak ditangani dengan serius. 
  • Melindungi mata dari sinar matahari dengan memakai kacamata yang menghambat radiasi ultraviolet (UV).
  • Mencegah cedera mata. Anda disarankan memakai pelindung mata saat melakukan aktivitas tertentu macam berolahraga, memangkas rumput, mengecat, atau menggunakan produk lain yang mengandung asap beracun.
  • Konsumsi makanan sehat, seperti sayur-sayuran hijau dan buah-buahan. Ikan yang mengandung asam lemak omega-3, seperti tuna dan salmon, juga bisa membantu mengatasi miopi. 
  • Berhenti merokok. Hal ini tidak hanya membantu mengistirahatkan tubuh melainkan juga kesehatan mata.
  • Menggunakan lensa korektif yang tepat.
  • Mencegah mata lelah dengan mengalihkan pandangan dari komputer, atau saat membaca, setiap 20 menit, selama 20 detik, dan memandang objek lain yang jaraknya 20 kaki atau 6 meter. 
  • Mengurangi kelelahan mata. Setelah beberapa menit menggunakan komputer atau membaca, Anda harus berpaling sehingga mata dapat rileks.
  • Hubungi dokter jika Anda mengalami kehilangan penglihatan tiba-tiba tanpa merasakan sakit, penglihatan buram atau ganda, seperti melihat titik hitam atau lingkaran cahaya.